JAKARTA,KAMIS - Tingginya potensi tenaga ledakan yang dapat dihasilkan oleh hidrogen menunjukkan betapa hidrogen memiliki potensi yang besar pula untuk menggerakkan mesin mobil atau motor. Dengan tarikan sedikit saja, mesin sudah bisa meluncur dengan cepat.
Belum lagi fakta bahwa tarikan yang sedikit membuat bahan bakar yang digunakan makin sedikit. Maka bukan hal yang gendeng jika Joko Sutrisno, warga Pakuncen Yogyakarta menggabungkan air dengan bahan bakar bensin ataupun solar untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Berbekal air suling, Kalium Hidroksida (KOH), dan beberapa alat, Joko yakin dapat menghemat pemakaian bahan bakar hampir 80 persen.
"Bahan peledak bensin jika ditambah hidrogen, daya ledaknya jadi luar biasa. Pedal nggak usah kuat-kuat ditekan, kecepatannya sudah sama. Tentu saja berpengaruh ke sedotan bensin oleh mesin," ujar Joko ketika ditemui Kompas.com di Hotel Maharaja, Jakarta, Kamis (19/6). Dalam demo yang dilakukannya di depan Kompas.com di halaman parkir Hotel Maharaja, Joko menunjukkan 'khasiat' hidrogen dalam menghasilkan ledakan dan daya dorong pada potongan mesin motor.
Hasilnya, dahsyat. Ledakannya cukup kuat dan dorongannya sangat cepat. Ledakan yang kuat dan dorongan yang sangat cepat itu sebenarnya dihasilkan oleh hidrogen yang telah terperangkap dalam air sabun pada demo ini. Begitu pula yang akan terjadi pada mesin mobil misalnya.
Campuran air suling dan KOH yang diberi listrik akan memisahkan gas hidrogen dan oksigen. Kemudian gas hidrogen dialirkan ke manipol sehingga bertemu dengan gas dari bensin atau solar yang sudah dibakar. Kemudian campuran kedua gas ini akan masuk ke piston dan diledakkan oleh busi sebagai pemantiknya.
"Air yang harus digunakan harus air suling, biasanya Aquades atau air hujan sekalian. Perbandingannya, satu liter air, ditambah kira-kira tiga gram KOH," ujar Joko. Campuran air suling dan KOH memang memerlukan tempat khusus sehingga Joko membuat tabung-tabung sederhana yang telah dirakit dengan alat-alat lain, seperti elektroda.
Untuk mobil, tabungnya berbentuk botol aki yang berbentuk kotak, sedangkan untuk motor, tabungnya berbentuk tabung botol kecap yang biasa ditemui di rumah-rumah makan.
"Tabungnya harus dari plastik tapi jangan tebal supaya kalau terjadi ledakan tidak terlalu berbahaya," ujar Joko. Resiko ledakan sama sekali tidak menimbulkan api dan panas karena memang begitulah sifat hidrogen. Selain itu, ledakan juga selalu mengarah ke atas, bukan ke samping sehingga memperkecil resiko merusak habis tabung tersebut.
Demo yang dilakukan Joko Sutrisno dilakukan hampir bersamaan dengan demo yang juga dilakukan Djoko Suprapto di Nganjuk, Jawa Timur. Teknologi yang diperlihatkan keduanya ternyata mirip, bukan mengubah menjadi bahan bakar, melainkan hanya menggunakan air untuk menghemat penggunaan bahan bakar.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar