Kuis

Rabu, 23 Juli 2008

Jadual UAS Semester Genap TA 2007/2008

Klik pada gambar untuk memperbesar !

Kamis, 03 Juli 2008

Pohon Industri Kelapa Sawit




Plastik dari Sawit

Siapa yang tak akrab dengan kantong-kantong plastik. Bahkan Agus Haryono, peneliti polimer di Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tidak mampu benar-benar melepaskan diri darinya. Padahal Agus terhitung paham benar efek negatif plastik.

Plastik boleh jadi anak emas industri kimia sejak lebih dari setengah abad lalu. Disisipi plasticizer, Polyvinyl Chloride (PVC) yang identik dengan pipa serta bahan pengganti baja dan kayu dalam bidang konstruksi memang bisa melentur. Disisipi agen yang bisa membuatnya lentur, PVC bisa merambah kebutuhan bidang lainnya, seperti insulasi listrik, kemasan makanan, pakaian, dan medis.

Tapi di sinilah masalahnya. Agus menerangkan, beberapa penelitian membuktikan bahwa agen plasticizer yang jamak digunakan, yakni dioctyl phthalate (DOP), bisa memicu kanker dan beberapa kelainan hormon pada mencit. Bukan tidak mungkin terjadi pula pada manusia. "Sampai sekarang belum ada yang melarang (penggunaan plastik) mentang-mentang pengujian masih pada tikus," kata Agus. "DOP masih menjadi bahan baku penting plastik karena murah."

Agus menjelaskan, DOP adalah senyawa organik yang mudah larut dalam lemak, terutama pada suhu panas. Ini jelas berbahaya apabila plastik digunakan sebagai kemasan makanan. Adapun kantong-kantong darah dan cairan infus di bidang medis, misalnya, memang tidak melibatkan suhu hangat, tapi tetap saja ada risikonya. "Karena penggunaannya yang jangka panjang," kata Agus.

Mulai 2004, Agus dan timnya mencoba mencari solusi alternatif untuk bahan baku plasticizer pengganti DOP. Pilihan jatuh pada senyawa turunan minyak sawit yang kalaupun terlarut akan tetap aman dikonsumsi tubuh. Yang penting, bahan tetap lentur dan mampu bertahan melawan panas.

Agus terinspirasi senyawa turunan minyak sawit itu oleh inovasi yang sudah lebih dulu dilakukan di Amerika Serikat yang memanfaatkan senyawa turunan minyak kedelai. "Kalau kedelai saja bisa, kenapa kelapa sawit yang banyak ditanam di Indonesia tidak bisa," begitu pemikiran doktor berusia 39 tahun itu.

Pada tahun itu pula Agus mulai meneliti 11 macam jenis senyawa turunan minyak sawit dalam berbagai kandungan asam lemak dan panjang rantai karbon. Ia menyeleksi untuk mendapatkan komposisi senyawa yang mampu mempertahankan sifat fisik plastik, seperti ketika menggunakan DOP.

Pada 2005, Agus dan kawan-kawannya berhasil mendapatkan tiga yang paling bagus. Satu di antaranya adalah senyawa IPO alias isopropyl oleate. Dari segi harga, IPO memang yang paling bisa menyaingi harga DOP. Sebagai perbandingan, DOP dijual Rp 2.200 per liter, sedangkan IPO Rp 3.500 per liter.

Tapi penggunaannya belum bisa menggantikan DOP sepenuhnya. "IPO paling optimal adalah sebanyak 40-60 persen," katanya. "Kalau 100 persen, campuran masih keras seperti seng."

Agus sebenarnya masih punya satu alternatif lainnya yang lebih ampuh ketimbang IPO, yakni IBO atau isobutyl oleate. Senyawa yang satu ini bisa menekan penggunaan DOP sampai tersisa 20 persen saja. "Tapi harganya lebih mahal," ujarnya.

Karena alasan itulah Agus dan Pusat Penelitian Kimia LIPI tetap memilih IPO untuk disiapkan ke dalam proses produksi tahun ini juga. "Ini sudah yang terbaik," katanya sepekan lalu sambil menambahkan bahwa kecenderungan saat ini di dunia ketika DOP sudah mulai ditinggalkan.

Dimulai dengan proses pemurnian bahan-bahan pembantu, seperti alkohol, di laboratorium sendiri demi menekan biaya, mereka rencananya akan memproduksi 2 ton IPO. "Kenaikan harga bahan-bahan saat ini memang menyulitkan, tapi kami akan berusaha mencari pasar untuk IPO ini," kata Agus. l wuragil.

Sumber : Tempointeraktif.com

Senin, 30 Juni 2008

Kalender Akademik Tahun Ajaran 2008/2009 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Berikut Kalender Akademik Tahun Ajaran 2008 / 2009 yang berlaku pada Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi :
(untuk memperbesar klik pada gambar !)


Untuk memperbesar tampilan, klik pada gambar !

Kamis, 26 Juni 2008

Menghemat BBM dengan "Gas Brown"

MELONJAKNYA harga minyak bumi yang cadangannya pun terus menyusut mendorong pencarian sumber energi alternatif. Salah satunya adalah air, yang begitu melimpah di muka bumi ini. Bahan bakar dari air—disebut gas Brown—ketika dialirkan dalam mesin kendaraan bermotor bisa menghemat bahan bakar minyak hingga 59 persen.

Gas Brown yang dinamakan sesuai dengan penemunya, Yull Brown, yang berkebangsaan Australia, sesungguhnya adalah campuran gas hidrogen-hidrogen-oksigen yang dihasilkan dari sistem elektrolisa atau pengurai cairan. Dalam tabung elektrolisa itu dipasang kumparan magnetik untuk memecahkan campuran air destilasi dan soda kue hingga menjadi campuran gas hidrogen-hidrogen-oksigen (HHO). Hidrogen bersifat eksplosif dan oksigen yang mendukung pembakaran.

Gas HHO ini dalam tabung elektrolisa yang dialirkan lewat selang masuk ke ruang bakar mesin dan akan bercampur dengan gas hidrokarbon dari BBM. Dengan cara ini BBM dapat dihemat dalam tingkat yang signifikan.

Poempida Hidayatullah dan Futung Mustari, perekayasa sistem yang telah dikembangkan empat tahun lalu itu, menguji cobanya pada 30 kendaraan bermotor roda empat dari berbagai jenis, baik yang berbahan bakar bensin maupun solar. Hasilnya, BBM yang ada dapat mencapai rasio jarak tempuh rata-rata 1:25 kilometer. Penghematan BBM- nya hingga 59 persen.

Salah satu uji coba adalah touring kendaraan roda empat Jakarta-Cikarang yang menempuh jarak 112 kilometer, Sabtu (14/6). Untuk jarak itu, konsumsi BBM tidak lebih dari 5 liter.

Seperti dilaporkan dalam buku mereka, Rahasia Bahan Bakar Air, uji coba pada Toyota Avanza, Mei lalu, menunjukkan efisiensi bahan bakar bisa sampai 40 persen atau 1 liter untuk 18 kilometer. Pada Mitsubishi L300 penghematannya sampai 94 persen atau dengan 1 liter bisa mencapai 23,3 kilometer.

Soda kue

Bila Poempida-Futung menghasilkan bahan bakar air (BBA) dengan mengelektrolisa larutan campuran air destilasi dan soda kue, Djoko Sutrisno menggunakan kalium hidroksida (KOH). Dibandingkan dengan KOH, menurut Poempida, soda kue lebih mudah didapat, ramah lingkungan, dan lebih murah.

Rekayasa yang dihasilkan Djoko ini dapat mencapai efisiensi sampai 80 persen. Teknisi bengkel kendaraan dari Yogyakarta ini menemukan metode tersebut pada tahun 2005.

Djoko menjelaskan proses elektrolisa menggunakan prinsip ledakan hidrogen yang terpantik api dari busi untuk menambah energi hasil pembakaran BBM pada kendaraan. Di dalam tabung plastik dengan volume setengah liter diisi air suling dicampur garam atau KOH. Kemudian, tabung elektroda itu dilengkapi penghubung kabel yang dilengkapi lampu indikator dan dioda penyearah untuk mendapatkan arus listrik dari aki sebagai proses elektrolisa, yaitu proses memisahkan hidrogen dan oksigen dari air.

”Hidrogen yang membentuk gelembung udara lalu disalurkan ke manipol dan bercampur dengan bensin yang sudah dikabutkan oleh karburator menuju ruang pembakaran,” ujarnya.

Pembakaran yang terjadi dengan tambahan gas hidrogen ini ternyata makin kuat, yang berdampak pada penghematan BBM. Djoko pada kesempatan itu juga membuktikan adanya ledakan hidrogen dengan cara mengaliri tabung berisi air dan kalium hidroksida untuk menghasilkan hidrogen.

Gas hidrogennya lalu dimasukkan ke larutan air sabun supaya membentuk gelembung udara yang berisi hidrogen. Saat gelembung itu disulut dengan api, ledakan cukup keras terjadi.

Sosialisasi

Saat ini, Poempida-Futung dan Djoko giat mendorong masyarakat agar menerapkan karya mereka untuk mengatasi tingginya harga BBM dan menekan pencemaran gas rumah kaca.

Dalam rangka menyosialisasi temuannya, pada bukunya Poempida-Futung juga menyisipkan VCD tentang cara pembuatan alat elektrolisa tersebut.

”Saya tidak ingin mematenkan rancangan ini, tetapi mendorong banyak orang supaya mengaplikasikannya,” ujar Djoko. Hal yang sama juga dikemukakan Poempida karena Brown energy merupakan ilmu yang telah menjadi public domain atau dapat diakses di beberapa situs web, antara lain waterbooster.com. Kedua perekayasa ini sendiri juga membuka situs bahanbakarair.com. Sistem yang sama, menurut Poempida, juga mulai dikembangkan di AS dan Eropa sejak tahun 2006.

Dalam pengembangan aplikasi sistem elektrolisa itu, Poempida mengatakan siap memberikan pelatihan kepada tenaga mekanik di bengkel dalam pemasangannya.

Sementara itu, selama sebulan terakhir ini, rata-rata dalam sehari di rumah Djoko di Yogyakarta dilakukan pemasangan alat tersebut pada 25 mobil dan sekitar 50 motor.

Menurut Djoko, biaya untuk membuat rangkaian penghemat BBM yang dibutuhkan untuk pembelian tabung plastik, elektroda, dioda, lampu, dan kabel hanya mencapai puluhan ribu rupiah. Harga KOH yang hanya dibutuhkan tiga gram per liter air juga relatif murah, Rp 30.000 per kilogram.

BBA yang Membahayakan

Penemuan teknologi BBA ini sebenarnya telah berusia 90 tahun. Namun, karena alasan bisnis, hasil temuan ini dihilangkan, bukan hanya temuannya, tetapi juga penelitinya. Nasib tragis dialami Nicola Tesla yang dipenjara dan dihukum mati tahun 1943 dan Stanley Meyer dari AS yang terbunuh tahun 1998.

Upaya pembuatan bahan bakar air (watercar) sebenarnya telah dirintis lebih dari dua abad, tepatnya tahun 1805, oleh Isaac de Rivaz yang berkebangsaan Swiss. Ia orang pertama yang menggunakan hidrogen yang dihasilkan dari elektrolisa sebagai bahan bakar mesin dengan pembakaran internal. Namun, rancangannya belum memuaskan.

Setelah itu, tersebutlah beberapa nama peneliti yang melanjutkan upaya itu, antara lain Luther Wattles dan Rudolf A Erren.

Kemudian, Yull Brown, warga Sydney, Australia, pada tahun 1974 berhasil membuat BBA untuk menggerakkan mesin.

Sumber : KOMPAS.com

Air Dapat Menghemat Pemakaian BBM

Joko Sutrisno, warga Pakuncen Yogyakarta yang menemukan cara menghemat bahan bakar dengan memanfaatkan air suling dan Kalium Hidroksida sebagai katalisator melalui proses elektrolisa. Joko sedang menunjukkan 'khasiat' hidrogen dengan alat semacam reaktor hidrogen di Jakarta, Kamis (19/6).
Kamis, 19 Juni 2008 | 13:49 WIB

JAKARTA,KAMIS - Tingginya potensi tenaga ledakan yang dapat dihasilkan oleh hidrogen menunjukkan betapa hidrogen memiliki potensi yang besar pula untuk menggerakkan mesin mobil atau motor. Dengan tarikan sedikit saja, mesin sudah bisa meluncur dengan cepat.

Belum lagi fakta bahwa tarikan yang sedikit membuat bahan bakar yang digunakan makin sedikit. Maka bukan hal yang gendeng jika Joko Sutrisno, warga Pakuncen Yogyakarta menggabungkan air dengan bahan bakar bensin ataupun solar untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Berbekal air suling, Kalium Hidroksida (KOH), dan beberapa alat, Joko yakin dapat menghemat pemakaian bahan bakar hampir 80 persen.

"Bahan peledak bensin jika ditambah hidrogen, daya ledaknya jadi luar biasa. Pedal nggak usah kuat-kuat ditekan, kecepatannya sudah sama. Tentu saja berpengaruh ke sedotan bensin oleh mesin," ujar Joko ketika ditemui Kompas.com di Hotel Maharaja, Jakarta, Kamis (19/6). Dalam demo yang dilakukannya di depan Kompas.com di halaman parkir Hotel Maharaja, Joko menunjukkan 'khasiat' hidrogen dalam menghasilkan ledakan dan daya dorong pada potongan mesin motor.

Hasilnya, dahsyat. Ledakannya cukup kuat dan dorongannya sangat cepat. Ledakan yang kuat dan dorongan yang sangat cepat itu sebenarnya dihasilkan oleh hidrogen yang telah terperangkap dalam air sabun pada demo ini. Begitu pula yang akan terjadi pada mesin mobil misalnya.

Campuran air suling dan KOH yang diberi listrik akan memisahkan gas hidrogen dan oksigen. Kemudian gas hidrogen dialirkan ke manipol sehingga bertemu dengan gas dari bensin atau solar yang sudah dibakar. Kemudian campuran kedua gas ini akan masuk ke piston dan diledakkan oleh busi sebagai pemantiknya.

"Air yang harus digunakan harus air suling, biasanya Aquades atau air hujan sekalian. Perbandingannya, satu liter air, ditambah kira-kira tiga gram KOH," ujar Joko. Campuran air suling dan KOH memang memerlukan tempat khusus sehingga Joko membuat tabung-tabung sederhana yang telah dirakit dengan alat-alat lain, seperti elektroda.

Untuk mobil, tabungnya berbentuk botol aki yang berbentuk kotak, sedangkan untuk motor, tabungnya berbentuk tabung botol kecap yang biasa ditemui di rumah-rumah makan.

"Tabungnya harus dari plastik tapi jangan tebal supaya kalau terjadi ledakan tidak terlalu berbahaya," ujar Joko. Resiko ledakan sama sekali tidak menimbulkan api dan panas karena memang begitulah sifat hidrogen. Selain itu, ledakan juga selalu mengarah ke atas, bukan ke samping sehingga memperkecil resiko merusak habis tabung tersebut.

Demo yang dilakukan Joko Sutrisno dilakukan hampir bersamaan dengan demo yang juga dilakukan Djoko Suprapto di Nganjuk, Jawa Timur. Teknologi yang diperlihatkan keduanya ternyata mirip, bukan mengubah menjadi bahan bakar, melainkan hanya menggunakan air untuk menghemat penggunaan bahan bakar.

Sumber : Kompas.com

Rabu, 25 Juni 2008

Analisa Kuantitatif dan Contoh Aplikasinya Dalam Manajemen Produksi Blok di Perkebunan Kelapa Sawit

kebun-sawit1.jpg

PENDAHULUAN

Penggunaan matematika untuk pemecahan masalah telah dipergunakan manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Namun demikian, studi formal dan pemakaian aplikasi dari teknik kuantitatif dalam pengambilan keputusan praktis baru berkembang di abad ke dua puluh. Dewasa ini, keberadaan komputer telah menjadikan penggunaan analisa kuantitatif menjadi sangat berkembang.

Analisa kuantitatif adalah pendekatan sains untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ini menggunakan data, misalnya barang mentah yang dipergunakan dalam suatu pabrik, data tersebut diolah untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Proses Input-Output yang dilakukan pada data mentah untuk diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan inilah yang menjadi jantung dari analisa kuantitatif.

Gambar 1: Proses Masukan Keluaran
[saat ini belum tersedia]

Proses Masukan keluaran adalah suatu penggambaran dari suatu sistim fisik (sistem operasional) yang mencerminkan proses transformasi dari masukan menjadi keluran melalui serangkaian mekanisme/proses dengan melibatkan sumber daya manusia dan bukan manusia (mesin, uang, baan baku, energi. Informasi, dan lain-lain). Semakin besar aktivitas sistem fisik, maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi.

Dalam memecahkan masalah, manajer harus mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif maupun kuantitatif. Misalnya, kita mungkin mempertimbangkan berbagai alternatif investasi, termasuk investasi dalam bentuk deposito di bank, investasi dalam pasar modal, dan investasi dalam real estate. Kita dapat mempergunakan analisa kuantitatif untuk menghitung tingkat keuntungan yang akan kita terima di kemudian hari dari investasi yang kita lakukan tersebut.

Analisa kuantitatif juga dipergunakan dalam perhitungan rasio keuangan dari balance sheet dari berbagai saham dari berbagai perusahaan. Berbagai perusahaan real estate juga telah mengembangkan program komputer yang menggunakan analisa kuantitatif untuk menganalisa arus kas dan tingkat pengembalian dari investasi dalam bidang properti.

Sebagai tambahan dalam analisa kuantitatif, faktor-faktor kualitatif harus juga dipertimbangkan. Masalah iklim, hukum dan perundangan, perkembangan teknologi, hasil pemilihan umum, dan lain sebagainya, yang merupakan faktor-faktor yang sulit untuk dikuantitatifkan.

Mengingat pentingnya faktor kualitatif, peran dari analisa kuantitatif dalam pengambilan keputusan menjadi sangat beragam. Ketika terdapat kesenjangan dalam faktor-faktor kualitatif, ketika masalah, model dan data masukan tetap sama, hasil dari analisa kuantitatif tetap dapat dipertanggungjawabkan dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai contoh, berbagai perusahaan menggunakan model kuantitatif inventory untuk menetapkan dengan pasti kapan harus memesan bahan mentah. Dalam berbagai kasus, analisa kuantitatif merupakan alat bantu yang berguna dalam proses pengambilan keputusan. Hasil dari analisa kuantitatif akan digabungkan dengan berbagai informasi kualitatif lainnya untuk pengambilan keputusan.

PENDEKATAN ANALISA KUANTITATIF

Pendekatan analisa kuantitatif terdiri atas pendefinisian masalah, pengembangan model, pengambilan data masukan, pengembangan solusi, pengujian solusi, analisa hasil, dan implementasi dari hasil (lihat gambar 2). Setiap langkah tidaklah harus dilakukan sampai selesai untuk memulai langkah berikutnya, dalam banyak kasus, satu atau beberapa langkah perlu disempurnakan atau diulang sebelum diambil kesimpulan akhir.

Gambar 2: Pendekatan Analisa Kuantitatif
[saat ini belum tersedia]

Pendefinisian Masalah

Langkah pertama dalam analisa kuantitatif adalah membangun pernyataan yang jelas tentang masalah yang ada. Pernyataan ini akan memberikan arah dari langkah-langkah berikutnya.

Dalam banyak kasus, mendefinisikan masalah adalah langkah yang paling sulit tetapi juga paling penting. Adalah penting untuk mencari tahu akar dari masalah yang ada. Satu masalah dapat saja terkait dengan masalah lainnya; menyelesaikan satu masalah tanpa mempertimbangkan masalah lainnya dapat saja menjadikan persoalannya menjadi tambah runyam. Jadi, adalah penting untuk menganalisa bagaimana solusi terhadap satu masalah akan mempengaruhi masalah lainnya atau terhadap situasi umum secara keseluruhan.

Membangun Model

Setelah kita dapat mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah membangun sebuah model. Secara sederhana, sebuah model adalah penampakan matematis dari suatu situasi.

Sekalipun kita mungkin tidak sadar, tetapi sebenarnya kita menggunakan model-model sepanjang kehidupan kita. Kita telah, barangkali, membangun model tentang perilaku manusia. Model yang kita bangun bisa dalam bentuk persahabatan didasarkan pada pertukaran kesamaan sikap akan hidup.

Seorang arsitek kadang membuat model dari bangunan yang akan dibangun. Seorang insinyur mesin membangun model dari suatu pesawat terbang dengan gambar yang menggambarkan bagaimana pesawat tersebut akan dibangun.

Perbedaan model dalam analisa kuantitatif adalah bahwa model dibangun dengan pernyataan matematis. Suatu model matematis adalah suatu set dari hubungan matematika. Setiap model matematis akan terdiri atas variabel dan parameter. Suatu variabel adalah kuantitas terukur yang dapat beragam atau tergantung pada perubahan. Variabel dapat dikontrol atau tak dapat dikontrol. Suatu variabel yang dapat dikontrol dinamakan variabel keputusan. Contoh dari variabel yang dapat diukur adalah berapa jenis inventory yang harus di-order.

Suatu parameter adalah kuantitas terukur yang inheren dalam suatu masalah. Biaya dari tambahan order terhadap permintaan adalah contoh dari suatu parameter. Dalam kebanyakan kasus, variabel adalah kuantitas yang tidak diketahui, sementara parameter adalah kuantitas yang diketahui. Setiap model haruslah dibangun dengan hati-hati. Model haruslah realistis, mudah dipahami dan dimodifikasi, dan data yang diperlukan dapat diperoleh.

Pengumpulan Data Masukan

Setelah model dibangun, kita harus mengumpulkan data yang dapat digunakan dalam model (data masukan). Memperoleh data yang akurat untuk digunakan di dalam model sangatlah penting, apalagi jika model tersebut menggambarkan suatu kenyataan, data yang salah akan membuat hasil yang salah pula. Situasi seperti ini dikenal dengan istilah garbage in garbage out (GIGO). Untuk suatu persoalan yang lebih besar, mengumpulkan data yang akurat merupakan salah satu langkah yang paling sulit dalam analisa kuantitatif.

Ada berbagai sumber yang dapat dipergunakan dalam pengumpulan data. Laporan perusahaan adalah salah satunya. Sumber lainnya adalah dengan melakukan wawancara dengan karyawan perusahaan atau dengan orang yang terkait dengan perusahaan.

Membangun Solusi

Membangun suatu solusi adalah dengan mendayakan model untuk sampai pada solusi masalah yang terbaik atau yang paling optimal. Dalam banyak kasus, hal ini membutuhkan suatu persamaan untuk suatu keputusan terbaik. Akurasi dari solusi akan sangat tergantung dari akurasi data masukan yang dipergunakan.

Menguji Solusi

Sebelum suatu solusi dapat dianalisa dan diimplementasikan, solusi tersebut perlu diuji secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan solusi akan sangat tergantung dari data masukan dan model yang digunakan, baik data masukan maupun modelnya perlu diuji.

Pengujian terhadap data masukan dan model yang digunakan terdiri atas keakurasian dan kelengkapan dari data yang dipergunakan dalam model. Data yang tidak akurat akan menghasilkan solusi yang tidak akurat pula. Salah satu cara untuk menguji data masukan adalah dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain.

Model dapat dicek untuk memastikan bahwa model tersebut logis dan menggambarkan situasi nyata.

Analisa Hasil

Analisa dari hasil diawali dengan mempertimbangkan implikasi dari solusi yang diperoleh. Dalam banyak kasus, suatu solusi terhadap suatu masalah akan berakibat terhadap tindakan atau perubahan dari suatu proses operasional dalam suatu perusahaan. Tindakan atau perubahan ini perlu ditentukan dan dianalisa terlebih dahulu sebelum diimplementasikan.

Implementasi dari Hasil

Langkah terakhir adalah implementasi. Ini adalah suatu proses untuk menetapkan suatu solusi dalam suatu perusahaan. Hal ini dapat saja menjadi sangat sulit diluar yang dapat kita bayangkan. Sekalipun kita telah menghasilkan suatu solusi yang optimal dan dapat menghasilkan keuntungan Rupiah yang sangat besar, jika manajer-manajer menolak untuk berubah, maka segala upaya yang telah dilakukan hanya akan bernilai nol.

Pengalaman menunjukkan bahwa banyak analisa kuantitatif gagal diimplementasikan karena kegagalan dalam proses implementasinya.

Implementasi Analisa Kuantitatif dalam Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit

Secara umum manajemen perkebunan kelapa sawit biasanya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Beberapa Estate Manager melapor kepada seorang Regional Controller (RC). Seorang Estate Manager membawahi beberapa Asisten Divisi. Seorang Asisten Divisi akan bertanggungjawab terhadap operasional Divisi, yang berkisar sekitar 700-1000 Hektar.

Secara sederhana, dalam lingkup satu Divisi dalam kebun, akan terdapat sekitar 30-an blok yang masing-masing mempunyai luasan 30-an Ha. Dalam satu kebun secara total akan memiliki sekitar 100-an blok dengan total hektar sekitar 3000-4000 Ha. Dengan skala luasan kebun yang demikian, maka tidaklah mudah bagi seorang Estate Manager untuk dapat memantau keseluruhan areal luasan kebunnya.

Karena itu seorang Estate Manager seharusnya hanya perlu memusatkan perhatian kepada sebagian saja dari seluruh areal kebunnya, tidak perlu seluruhnya. Dengan demikian konsentrasinya akan lebih fokus, dan action plan untuk memperbaiki blok-blok yang bermasalah tersebut dapat dilakukan dengan lebih fokus juga. Suatu alat manajemen agronomi yang dapat kita namakan sebagai “Analisa Hasil Panen Blok” dapat digunakan dalam perkebunan kelapa sawit. Alat ini memperbandingkan kinerja panen suatu blok dengan blok-blok lainnya, sehingga dapat diidentifikasi blok-blok mana saja yang kinerjanya relatif tidak sebaik bok-blok lainnya.

Secara teknis pembandingan kinerja blok ini didasarkan atas faktor-faktor yang mempengaruhi panen seperti kelas kesesuaian lahan, jenis bibit dan umur tanaman. Faktor lainnya yang juga dapat dipertimbangkan adalah potensi panen, yang dapat dijadikan sebagai Acuan pagi pencapaian hasil panen.

Tabel 1: Kelas Kesesuaian Lahan

tabel1-kelas-kesesuaian-lahan.jpg

Contoh dari potensi produksi untuk setiap umur dari kelas kesesuaian lahan S1, S2 da S3 adalah sebagaimana terdapat pada tabel 2.

Tabel 2: Hasil Panen per jenis bibit, kesesuaian lahan dan umur tanaman

tabel2-produktivitas.jpg

Ketika seorang Estate Manager ingin melihat kinerja blok-blok yang kinerjanya tidak bagus, maka dia bisa saja membuat suatu pedoman, bahwa dia hanya akan melihat 25% blok dengan kinerja paling tidak memuaskan dari seluruh blok yang ada. Maka dengan demikian dia hanya perlu memusatkan perhatiannya pada ke 25% dari seluruh blok yang ada di kebunnya.

Demikian pula bagi seorang Regional Controller (RC) yang membawahi 4-5 kebun dalam satu wilayahnya; jelas akan sulit untuk memantau kinerja seluruh blok yang ada dalam wilayah pantauan kerjanya. Untuk itu dia seharusnya mempunyai alat yang dapat membantu untuk berkonsentrasi ke beberapa wilayah tertentu dari seluruh areal yang ada di bawah pengawasannya.

Karena itu, tentunya bagi seorang Estate Manager ataupun Regional Controller, keberadaan suatu alat bantu yang dapat membantu mengidentifikasi blok-blok yang memerlukan perhatian lebih akan sangat membantu dalam manajemen kebun sehari-hari.

Perbandingan panen antar blok ini dapat dilakukan dengan membuat perbandingan langsung dari hasil panen setiap blok untuk jenis bibit dan tahun tanam yang sama. Misalnya, Blok A1, jenis bibit Marihat, tahun tanam 1998 (umur 5 tahun), panen pada tahun 2004 sejumlah 18 Ton/Hektar. Sedangkan Blok A2 jenis bibit Marihat, tahun tanam 1998 (umur 5 tahun), panen pada tahun 2004 sejumlah 22 Ton/Hektar. Maka dapat disimpulkna kinerja Blok A2 lebih baik dari Blok A1.

Dengan cara ini, maka kita dapat membandingkan keseluruhan kinerja Blok yang terdapat di dalam satu kebun dan membuat urutan peringkat dari Blok yang berkinerja paling tinggi hingga yang paling rendah. Jika diperlukan dan untuk memudahkan, dapat pula dilakukan kode pewarnaan dari masing-masing blok sesuai peringkat kinerjanya masing-masing (lihat gambar).

Dalam model pewarnaan blok ini diurutkan dari merah, kuning dan hijau. Merah menunjukkan kinerja paling rendah, sementara hijau menunjukkan kinerja paling tinggi. Dalam bahasa yang sederhana, blok-blok yang kinerjanya bagus dikenal sebagai “Green Block”, sedangkan blok-blok yang kinerjanya rendah dikenal sebagai “Red Block”.

Dalam pemahaman sistim, Red Block merupakan blok-blok yang perlu mendapatkan perhatian dari manajemen karena kinerjanya yang relatif tidak sebagus blok-blok yang lainnya. Namun dalam kenyataannya, seringkali munculnya Red Block ini dirasakan seperti sebuah hukuman selayaknya angka merah yang ada dalam rapot sekolah. Padahal, semestinya keberadaan Red Block dilihat sebagai alat yang membantu manajemen kebun untuk mengkonsentrasikan perhatiannya ke blok-blok tertentu saja.

Gambar 3: Contoh Pewarnaan Blok

block-color.jpg

Pembandingan Hasil Panen dengan Menggunakan Angka Potensi Produksi

Metode lain dalam pemeringkatan kinerja Blok adalah dengan membandingkan produksi blok tersebut dengan potensi produksinya. Angka potensi produksi merupakan suatu acuan yang dapat dipergunakan untuk memprediksi produksi tanaman kelapa sawit. Setiap jenis bibit kelapa sawit memiliki angka potensi produksinya masing-masing. Selain unik untuk masing-masing jenis bibit, angka potensi produksi ini juga sangat tergantung pada kelas kesesuaian lahan di mana bibit tersebut di tanam. Semakin baik kelas lahannya, tentu semakin tinggi angka potensinya.

Angka potensi produksi ini menjadi acuan standar dalam pengukuran kinerja produksi buah kelapa sawit. Sebagai misal, suatu blok dengan kelas lahan S1 yang ditanami bibit Marihat pada tahun 1998, maka pada tahun 2004 akan berumur 4 tahun, maka mempunyai angka potensi produksi setahun sebesar [10] Ton/Ha. Jika produksi blok tersebut hanya mencapai 8 Ton/Ha setahun, maka kinerja blok tersebut hanya mencapai 80% dari potensinya.

Sesungguhnya, penentuan potensi produksi kelapa sawit tidak dapat dilakukan secara mudah mengingat banyak faktor yang mempengaruhi seperti tipe tanah secara fisik maupun kimia, kondisi iklim (jumlah dan distribusi curah hujan), lama penyinaran, radiasi surya, agronomi praktis, manajemen, faktor sosial dan physikologi. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain yang dapat menurunkan dan menghilangkan produksi dari potensi yang dimiliki oleh tanaman.

Tiga konsep yang perlu dipahami apabila berbicara dengan produksi kelapa sawit yaitu :

1. Produksi secara genetik. Produksi secara genetik merupakan potensi produksi maksimal yang dimiliki oleh bahan tanaman pada suatu lingkungan tanpa atau sedikit mengalami hambatan baik faktor lingkungan, managemen maupun tehnis agronomi.
2. Site Yield Potential. Produksi yang dicapai oleh bahan tanaman tertentu sesuai dengan kondisi suatu tempat setelah mengalami hambatan oleh faktor-faktor pembatas yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia seperti faktor iklim, distribusi penyinaran, kondisi tanah.
3. Produksi Aktual. Produksi yang dicapai oleh bahan tanaman tertentu pada suatu lokasi setelah mengalami hambatan oleh faktor-faktor pembatas yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia maupun oleh faktor-faktor yang bersifat dapat menurunkan maupun menghilangkan produksi.

Dalam kaitannya dengan potensi produksi secara genetik para pemulia tanaman (plant breeder) dalam memilih induk (dura, pesifera) sebagai penghasil biji yang terpilih bukan hanya menggunakan kriteria produksi TBS (jumlah dan berat TBS) namun beberapa kriteria yang diperhitungkan sangat menguntungkan seperti potensi kandungan minyak, sifat pertumbuhan vegetatif, ketahanan terhadap penyakit dan penurunan sifat genetik (crown disease).

KESIMPULAN

Metoda kuantitaif yang dimanfaatkan sebagai alat pendukung keputusan merupakan model yang dibangun dengan menyederhanakan kondisi sesungguhnya yang ada di lapangan. Pemanfaatan metode kuantitatif dalam manajemen perkebunan kelapa sawit juga dibangun untuk memperudah aktivitas manajerial, terutama dalam pengamblan keputusan manajemen.

Dalam pengembangannya, tentu model yang dibangun tidak akan dapat mewakili seluruh variable terukur. Oleh karenanya harus dipahami bahwa tingkat kehandalan sistim harus dapat diterima pada suatu tingkat penerimaan tertentu dengan mempertimbangkan toleransi kesalahan yang mungkin terjadi.

Dalam penerapan aplikasi manajemen produktivitas blok panen kebun kelapa sawit, terlepas dari kesulitan untuk menetapkan angka potensi yang akurat, pemanfaatan angka potensi sebagai suatu “acuan” bagi pengukuran kinerja produksi tetap saja diperlukan. Hal ini dikaitkan dengan kebutuhan untuk mempunyai patokan standar bagi kinerja produksi tanaman kelapa sawit, dan untk memudahkan manajemen lapangan berdasarkan prinsip 80/20.

Daftar Pustaka

Barry Render dan Ralph M. Stair, Jr., 1997, Quantitative Analysis for Management, Sixth Ed., Prentice Hall International

Soepadiyo Mangoensoekardjo dan Haryono Semangun, 2005, Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit, Gadjah Mada University Press

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebuan Marihat – Bandar Kuala, Pematang Siantar

Rabu, 18 Juni 2008

Nilai UTS Semester Genap 2007 / 2008

Berikut kami tampilkan rekapitulasi Nilai Ujian Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2007 / 2008 : (untuk memperbesar, silahkan klik pada gambar !)








Klik pada gambar untuk memperbesar tampilan !

Kamis, 05 Juni 2008

Kompor Bahan Bakar Air Buatan Wong Banyumas

flame-l
Suparmin Sinuang Raharjo (47) pria asal Kelurahan Kalibagor, Banyumas berhasil menemukan kompor berbahan bakar air setelah riset 3,5 tahun. Parmin mengungkapkan, proses menemukan kompor berbahan bakar air dimulai sejak ia tergugah untuk menemukan suatu alat memasak yang tidak atau sedikit menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya.
Setelah melalui proses percobaan berulang kali di bengkel sebelah rumah dan dibantu seorang karyawan, kini alat masak berupa kompor berbahan bakar air sudah ditemukan papar Sukardi, Sabtu (3/3) di rumahnya kompleks Perumahan Kalibagor Indah, Blok A II dan III.

Kompor air menggunakan air tawar dan minyak tanah dengan perbandingan 1 : 10, sehingga hanya mencampurkan 0,1 liter minyak tanah dengan 1 liter air. Kedua bahan diuapkan dalam sebuah tabung menggunakan pemanas listrik kemudian dibakar hingga api menyala. Dengan menggunakan seliter air mampu memasak 24 jam nonstop.

Kompor buatan Suparmin tidak menimbulkan asap, jelaga dan bau. Selain itu, daya listrik yang digunakan tidak besar, untuk angkatan pertama hingga air dan minyak menguap, membutuhkan 100 watt selanjutnya hanya 5 watt. Nyala apinya juga besar, bahkan lebih panas dibanding kompor gas. Untuk memasak air menggunakan panci besar hanya membutuhkan 5-10 menit.

Kompor air juga minim risiko meledak. Lelaki beranak empat itu mengaku, meski status temuannya dipatenkan, hingga kini belum ada investor dalam negeri yang berniat membuat kompor air secara massal. Publikasi melalui sejumlah media sudah dijalankan namun belum menarik pengusaha lokal untuk mengucurkan dana guna membeli hak paten kompornya.

sumber : http://opensource.jawatengah.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=83&Itemid=43

Kamis, 22 Mei 2008

Tips Menghadapi Ujian/Tes

A.Pendahuluan

Mengerjakan tes atau ujian merupakan aktivitas yang sangat dekat dengan kita, baik ketika sekolah, memasuki dunia kerja, atau bahkan ketika akan dipromosikan dalam karir. Mengerjakan tes atau ujian terkadang bukan hanya masalah kita menghapal materi kemudian mengerjakan soal. Sesungguhnya ketika kita mengerjakan soal tes atau ujian terjadi banyak proses yang terkait bukan hanya  pada saat kita mengerjakan tes, akan tetapi juga bagimanakah persiapan kita sebelumnya, reaksi emosional, serta fisik yang bercampur menjadi satu. Dalam mengerjakan soal tentunya tidaklah cukup mengAndalkan hapalan yang kita miliki dalam menjawab soal, akan tetapi lebih dari itu, bagaimana persiapan kita, strategi yang kita  pilih untuk menyelesaikan soal menjadi kunci sukses tidaknya kita mengerjakan tes atau ujian.
Dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada  perguruan tinggi negeri, tidak jarang kita mendengar terdapat orang-orang pintar yang tidak lulus. Dalam tulisan ini Anda akan diajak untuk melihat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengerjakan suatu tes atau ujian. Kemudian dalam tulisan ini Anda akan mendapatkan berbagai hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi ujian, baik persiapan secara fisik, maupun secara mental. Anda juga akan diajak untuk lebih mengenali karakteristik dari soal-soal tes atau ujian. Dan terakhir Anda akan diberikan strategi praktis menjawab soal secara efesien dan efektif.

atas

B.Persiapan Mental

 
Mengerjakan sebuah ujian atau tes bukanlah hanya masalah apakah kita menguasai pokok materi atau tidak. Seringkali kita mendapati anak yang cerdas tetapi sering mendapatkan nilai yang rendah pada ujian atau tes. Hal ini mungkin saja terjadi karena mengerjakan saol ujian atau tes menuntut proses mental yang dipengaruhi berbagai faktor. Karena faktor mental menjadi dominan pada waktu kita mengerjakan tes atau ujian maka faktor mental ini juga mempunyai pengaruh yang besar dalam menyumbangkan keberhasilan mengerjakan tes atau ujian. Faktor mental yang dimaksud adalah kondisi psikologis testee (orang yang mengerjakan tes) pada waktu akan mengerjakan dan ketika mengerjakan tes atau ujian. Kekhawatiran menghadapi tes atau ujian diberi label kekhawatiran karena perasaan ini sebagian besar disebabkan oleh rasa takut yang, muncul oleh imajinasi. Umumnya, rasa takut berdasarkan realitas, sementara kekhawatiran adalah rasa takut karena imajinasi atau bayangan yang tidak jelas sebabnya.

Akibatnya fisik dan emosional bisa sama. Jika seseorang “takut terbang” tetapi belum pernah terbang, orang itu bisa dikatakan memiliki kekhawatiran yang hebat. Sebaliknya jika orang itu pernah mengalami kecelakaan pesawat terbang, rasa takutnya kini didasarkan pada realitas.

Kekhawatiran menghadapi tes memiliki berbagai tingkatan, dari ringan sampai berat. Kekhawatiran bisa kronis (terjadi pada setiap tes tidak peduli seberapa penting tes itu), atau kekhwatiran akan tes bisa bersifat akut (hanya terjadi pada jenis tes atau ujian tertentu).

     Kekhawatiran yang ringan dalam menghadapi tes atau ujian sebenarnya berita baik. Kekhawatiran ringan itu memacu hormon adrenalin kita sehingga menciptakan kewaspadaaan yang membuat Anda lebih terfokus dalam menyelesaikan tes atau ujian. Konsentrasi tetap tinggi pada kondisi ini.

      Kekhawatiran yang berada di atas ringan adalah kekhawatiran tingkat tinggi, kekhawatiran tingkat tinggi dapat mengakibatkan otak berhenti bekerja untuk sementar. Pernahkah kita menglami kesulitan menjawab soal ketika mengerjakan tes atau ujian, tetapi setelah ujian selesai dan stes mereda, otak kita kembali aktif, jawaban itu menjadi jelas. 
         
     Jenis kekhawatiran yang berat atau hebat dalam menghadapi tes atau ujian memang tidak terlalu umum, tetapi jika kekhawatiran jenis itu menyerang dapat terjadi tekanan hebat yang secara mental dan fisik, seperti bisul, muntah-muntah, depresi yang akut. Sehingga jika Anda mengalami kekhawatiran jenis ini sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter spesialis.

keatas

C. Penyebab Kekhawatiran Menghadapi Tes

 
Kekhawatiran seringkali disebabkan oleh banyak hal, sehingga mungkin saja berbeda antar orang yang satu dengan yang lain. Akan tetapi pada umumnya faktor yang membuat orang khawatir adalah kurangnya persiapan yang merangsang timbulnya perasaan tidak nyaman yang berkaitan dengan sesuatu yang tidak diketahui. Bayangkan Anda berada di kelas III SMA yang akan menghadapi ujian nasional. Akan tetapi Anda tidak banyak meluangkan waktu untuk belajar. Sampai akhirnya waktu ujian tinggal satu bulan lagi. Apakah muncul perasan khawatir pada saat itu, apakah Anda stress menghadapi keadaan itu? pada umumnya ya, kita kan khawatir dan stress menghadapi ujian nasional tersebut.

Penyebabkan munculnya kekhawatiran yang kedua adalah karena kita pernah mengalami kegagalan sebelumnya. Kita selalu saja mendapatkan nilai rendah pada pelajaran matematika sehingga ketika dalam ujian nasional terdapat mata pelajaran matematika kita menjadi khawatir. Apakah kita akan dapat menghadapi ujian nasional tersebut atau tidak. 

   Kedua penyebab munculnya kekhawatiran itu kemudian berkembang dalam diri seseorang dan seringkali memunculkan imajinasi sendiri akan pada diri seseorang
seperti :

  •  Menetapkan diri untuk gagal—“saya terlalu bodoh untuk mengerjakan tes atau ujian ini”.
  • Mengecewakan diri sendiri  --- “saya tahu saya takkan pernah lulus tes atau ujian ini”.
  • Penyebab munculnya kekhwatiran yang akan membuat kita stress tentunya harus dapat kita kenali, sehingga kita dapat merencanakan tindakan pencegahan sehingga terhindar dari kekhawatiran yang berlebih-lebihan. Untuk mencegah/mengurangi kekhawatiran menghadapi tes dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu ;

    • Hindari belajar kilat dan belajar secara rutin untuk mempersiapkan diri
    • Latihan mengerjakan soal
    • Tidur istirahat yang cukup malam sebelum pelaksanaan tes atau ujian
    • Makan yang cukup dan benar
    • Bayangkan kesuksesan
    • Motivasi lah diri Anda dengan bahasa yang positif
    • Berolahraga

     

    keatas

    B. Persiapan Fisik

     
    Dalam mengerjakan tes atau ujian selain faktor mental, tentunya juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu fisik. Akan berbeda tentunya orang yang mengerjakan tes atau ujian dalam keaadaan sehat fisiknya dan dalam keadaan sakit. Untuk itu faktor fisik ini harus juga memjadi perhatian, apabila kita ingin berhasil dalam tes atau ujian. Bayangkan Anda belajar dengan giat siang dan malam untuk menghadapi tes masuk perguruan tinggi negeri, akan tetapi pada hari pelaksanaan ujian Anda terserang sakit! Akankah Anda akan optimal mengerjakan sal-soal dalam ujian tersebut ?.
    Untuk itu jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan tes atau ujian kita harus mempersiapkan fisik kita sehat.

    Perhatikanlah asupan makanan yang kita konsumsi. Banyaklah makan makanan yang bergizi tinggi, buah-buahan, sehingga otak kita dapat bekerja dengan baik untuk mengolah berbagai informasi ketika kita belajar. Sebuah penelitian di Institut Teknologi Massachusetts, peneliti memberikan kepada pria usia 18 hingga 28 tahun makan siang berupa daging ayam kalkun (mengandung 3 ons protein). Setelah itu mereka diminta melakukan latihan berpikir cukup rumit. Pada hari yang lain, mereka diberi makanan yang terbuat dari 4 ons tepung gandum (hampir karbohidrat murni) dan mereka diminta mengerjakan latihan yang serupa, para peneliti menemukan bahwa peserta tes mengalami penurunan kerja mental setelah memakan makanan yang berbeda. Hasil penelitian di atas rasanya cukup untuk mengingatkan kita bahwa apa yang kita makan akan mempengaruhi bagaimana kerja otak kita. 

       Selain memperhatikan asupan makanan, kita juga harus membiasakan berolahraga. Hal ini penting Karena dengan berolahraga tubuh kita menjadi sehat dan kuat. Dengan kondisi tubuh yang sehat tentunya kita akan lebih semangat dalam mengerjakan berbagai aktifitas kita, seperti belajar, bermain, dan lain sebagainya. Dr. Bruce Tuckman, seorang professor penelitian pendidikan di Universitas Florida mengatakan bahwa olahraga teratur meningkatkan kinerja mental. Kesimpulan itu didasarkan pada penelitiannya dimana anak-anak sekolah yang ikut serta dalam program lari pagi selama lima belas minggu mendapatkan hasil lebih baik dalam tes kreativitas dari pada anak-anak yang tidak melakukan olahraga.

    keatas

    E. Kekuatan Berdoa

     
    Indonesia adalah negara dengan masyarakat penganut beraneka ragam agama. Sebagai umat beragama, tentunya kita percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang telah mengatur berbagi keputusan hidup kita. Sebagai manusia kita hanya dapat berusaha, tetapi Tuhan jugalah yang menentukan apa yang akan terjadi. Dialah yang menentukan berbagai rencana yang dimiliki manusia, tetapi Tuhan jugalah yang memerintahkan kita untuk berdoa meminta segala sesuatu yang kita harapkan. Dengan memanjatkan doa, menyatakan harapan, keinginan, tujuan yang hendak kita capai kepada-NYA seakan memberikan kekuatan kepada kita untuk menggapai harapan, tujuan, sebagaimana doa yang kita panjatkan. Berdoa memang agaknya sesuatu yang biasa kita lakukan, dan agaknya tampak seperti hal kecil.

    Akan tetapi sesungguhnya dalam kata-kata doa yang kita panjtkan sesungguhnya di dalamnya terdapat energi yang dapat menggerakkkan diri kita untuk menggapai doa yang kita panjatkan tersebut. Jika kita akan menghadapi ujian atau tes, maka biasakanlah memanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa agar ujian atau tes kita akan jalani dapat kita lalui dengan sukses. Percayalah, doa-doa yang kita bacakan akan memberikan energi positif pada diri kita yang akan mendorong kita untuk giat belajar, dan merasa yakin bahwa kita akan sukses dalam menjalani tes atau ujian.

    keatas

    F. Pola dan Bentuk Soal

    Untuk dapat menjawab soal ujian atau tes dengan baik, tentunya kita harus memahami bagaimana pola dan bentuk soal. Pada tulisan ini kita hanya akan membahas tiga (3) buah bentuk soal, meliputi: pilihan ganda (multiple choice), jawaban singkat, serta essay.

    Bentuk Soal:

    a. Pilihan Ganda (Multiple Choise)

    b. Jawaban Singkat

    c. Essay

     

    1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)

    Pilihan Ganda (Multiple Choice) Hampir semua pertanyaan jenis memilih, tidak memerlukan pendapat atau penafsiran. Pertanyaannya bersifat obyektif, bukan subyektif. Ini tentunya berbeda dengan jawaban essai. Dengan demikian dalam tes yang berbentuk pilihan gAnda, Anda diharuskan untuk ;

    1. mengingat informasi tertentu
    2. memikirkan jawaban terbaik
    3. memisahkan satu jawaban dari berbagai macam data

    ketika membaca kembali sebuah pertanyaan memilih, ada tiga komponen yang perlu Anda pertimbangkan ;

    ~ Dasar (apa yang ditanyakan) 
    ~ Opsi (pilihan-pilihan yang Anda miliki untuk menjawab pertanyan itu
    ~ Diversi (serangkaian informasi yang dirancang untuk mengubah
       perhatian)

       “Dasar” merupakan inti pertanyaan itu. Dasar itu bisa satu kata atau seluruh paragrap. Dasar untuk pertanyaan bisa pula sebuah situasi, kasus, atau skenario. Ketiga hal ini mengharuskan peserta tes segera memutuskan apa poin utama uraian tersebut. Ketika menganalisis tes pilihan ganda, Anda harus memfokuskan perhatian hanya pada dasar pertanyaan.
        “Opsi” merupakan pilihan-pilihan yang Anda miliki untuk menjawab pertanyaan tes pilihan ganda. Opsi ini sering kali mengharuskan Anda menyadari jawaban yang benar di antara jawaban lain yang salah. Dalam tes pilihan ganda yang lebih kompleks, semua jawaban bisa tampak serupa atau saling melengkapi. Dalam hal ini perlu mempersempit pilihan dengan meninjau dasar pertanyaannya.
       “Diversi” merupakan rangkaian informasi yang dirancang untuk mengalihkan perhatian Anda dari dasar pertanyaan. Diversi dapat berupa pertanyaan atau opsi. Agar tetap fokus, selalu kembali ke dasar pertanyaan. Berhati-hatilah pada kata-kata mutlak atau kata-kata dengan arti tetap, misalnya selalu, tidak pernah, tidak satupun, dan semua kata-kata yang bersifat mengecoh yang sebagian besar merupakan diversi. Kurang, lebih, sedikit, kadang-kadang, tidak, kecuali merupakan contoh kata-kata di mana Anda perlu berhenti dan memeriksa kembali. Jawaban bisa tampak jelas sehingga Anda melihat salah satu kata-kata ini.

    Bentuk Soal:

    a. Pilihan Ganda (Multiple Choise)

    b. Jawaban Singkat

    c. Essay

    2. Jawaban Singkat

    Soal jawaban singkat adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat. Jawaban itu dapat muncul dalam beberapa bentuk seperti isi titik-titik, kata di tengah kalimat, melengkapi kalimat, serta definisi pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat umumnya memerlukan ingatan yang spesifik, deklaratif atau di luar kepala. Cara terbaik mempersiapkan diri untuk jenis tes ini adalah belajar dengan kartu flash (kartu yang berisi ringkasan materi).

    • Baca petunjuk soal dengan teliti. Jika ada yang kurang jelas dari petunjuk itu, tanyakan pada guru atau pengawas dan minta penjelasan.
    • Baca pertanyaan baik-baik. Dengan hanya membaca bagian pertama pertanyaan atau membaca pertanyaan sekilas, Anda bisa mengambil kesimpulan yang keliru sehingga mengakibatkan mengisi jawaban yang keliru.
    • Jawab hanya yang ditanyakan saja. Memberi jawaban yang terlalu banyak hanya akan membuang-buang waktu saja, lagi pula informais itu mungkin tidak diperlukan. Kecuali jika Anda piker ada dua kemungkinan atau lebih, tuliskan saja tandai pertanyaan itu, jika masih ada sisa waktu pikirkanlah kembali mana jawaban yang paling tepat. Akan tetapi jika tidak ada waktu lagi, maka guru yang murah hati akan memberi separuh nilai.

    Bentuk Soal:

    a. Pilihan Ganda (Multiple Choise)

    b. Jawaban Singkat

    c. Essay

        

    3. Essay

    Sebelum mengikuti tes atau ujian yang berbentuk essay, maka Anda perlu menebak pertanyaan yang akan muncul, tuliskan jawaban Anda sebelumnya seakan Anda sedang mengikuti tes. Beri waktu sama dengan waktu Anda di kelas. 
        Ketika tes atau ujian berlangsung, baca baik-baik pertanyaan, jika diizinkan garis bawahi kata-kata kunci dalam pertanyaan itu. Jika pertanyaan punya banyak bagian, gunakan peta belajar untuk menyusun kembali pertanyaan dan bagian-bagiannya.
        Pada tes yang berbentuk essay, guru akan mencari tiga unsur utama, yaitu ; pengetahuan Anda akan subyek, kemampuan Anda mengorganisasikan pikiran, dan keterampilan Anda dalam menulis. Untuk itu maka jawaban yang harus Anda berikan harus juga memilki tiga bagian utama, yaitu: pengantar, tubuh/isi, kesimpulan. 
        Pada bagian pengantar, nyatakanlah kembali atau tafsirkan pertanyaan dengan menggunakan beberapa kata dari pertanyaan. Kemudian lanjutkan jawaban Anda dengan tubuh / isi, dengan menggunakan kata-kata atau kalimat peralihan yang dapat berasal Dari pengantar. Nyatakan ide-ide Anda dengan jelas dan ringkas. Dukung ide-ide pikiran utama Anda dengan contoh atau penjelasan yang lebih kongkrit. Setelah itu nyatakan kembali ide pokok Anda secara ringkas.

    a. Pilihan Ganda (Multiple Choise)

    b. Jawaban Singkat

    c. Essay

    G. Lakukan Latihan Yang Tepat

     
    Setiap soal memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Sehingga apabila kita sering mengerjakan soal-soal dengan pola dan bentuk yang sama kita akan menjadi terbiasa dan relatif lebih mudah mengerjakannya. Pengalaman mengikuti ujian nasional SMA, misalnya, hanya sekali kita alami, akan tetapi kita tetap dapat mengenali karakteristik soal dengan mengerjakan soal-soal sejenis tahun-tahun sebelumnya. Semakin kita sering mengerjakan soal-soal tersebut maka, semakin terlatih kita mengerjakan soal-soal pada tes atau ujian nasional tersebut. Demikian juga pada tes atau ujian di sekolah. Kita dapat memiliki pengalaman mengerjakan tes atau ujian sekolah apakah itu ulangan umum, atau tes yang lainnya dengan berlatih mengerjakan soal-soal pada periode sebelumnya. Misalnya akan ada ulangan umum pada mata pelajaran matematika di sekolah, maka pinjamlah soal-soal terdahulu dari kakak kelas untuk dipelajari dan coba mengerjakannya.

    Berikan tanda pada soal-soal yang tidak dapat Anda selesaikan, carilah orang yang dapatmemberikan penjelasan pada Anda misalnya guru atau kakak kelas. Setelah Anda berlatih mengerjakan soal-soal tersebut, kemudian ajaklah teman Anda untuk belajar bersama. Berikan jawaban atas soal-soal yang telah Anda kerjakan pada teman, kemudian mintalah tanggapan teman, apakah jawaban yang Anda buat sudah benar menurut teman Anda. Hal ini penting, karena Anda akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar karena melakukan hal itu. Keuntungan yang pertama adalah kekuatan Anda mengingat soal yang telah Anda kerjakan menjadi lebih kuat dengan Anda menjelaskannya pada teman. Informasi itu akan bertambah kuat dalam ingatan kita manakala informasi itu kita sampaikan pada orang lain. Keuntungan yang kedua adalah bahwa dengan Anda menceritakan jawaban Anda atas soal-soal tersebut mungkin saja disalahkan teman Anda, sehingga membuat Anda berpikir ulang, dan meninjau kembali jawaban Anda. Masalah itu mungkin saja terjadi ketika Anda mengerjakan soal pada tes atau ujian yang sesungguhnya. Kita akan lebih ingat ketika mengerjakan soal yang sejenis, kesalahan yang pernah kita buat sebelumnya tentunya akan kita ingat betul, sehingga kita dapat menjawab dengan benar pada tes atau ujian yang sesungguhnya.

    atas

    H. Baca Petunjuk Soal

     Pada waktu Anda mengerjakan soal-soal pada pelaksanaan tes atau ujian maka ada beberapa hal yang Anda harus perhatikan agar Anda mengerjakan soal tes atau ujian dengan baik. Pada saat-saat awal janganlah terpancing untuk langsung melihat soal dan mengerjakan soal. Anda harus membaca terlebih dahulu petunjuk pengsisian soal. Hal ini penting dilakukan agar Anda tidak menyalahi perintah dari soal tersebut. Selain itu dengan membaca secara teliti Anda menjadi lebih yakin karena tahu bagaimana akan mengerjakan soal-soal tersebut.

        

    atas

    I. Gunakan Teknik Scanning dan Scamming

     
    Setelah membaca dengan teliti petunjuk pengisian jawaban, maka kegiatan yang harus dilakukan adalah membaca soal dengan cepat (scamming). Membaca dengan cepat (scamming) sebenarnya biasa dilakukan apabila kita mencari nomor telepon pada buku telepon, atau mencari satu kata di kamus. Selain scamming, kita juga melihat soal secara sekilas atau scanning seperti kita membaca Koran. Kelompokkanlah soal yang telah dibaca secara cepat tadi pada kelompok soal yang termasuk sangat sulit, sulit, sedang, dan mudah.

    Anda dapat mengelompokkan soal yang tidak tahu sama sekali, tidak ada bayangan bagaimana menjawabnya pada kelompok soal kelompok sangat sulit atau beri tanda SS.   Untuk soal yang Anda hanya tahu sedikit dan masih sangat ragu akan kebenaran jawabannya maka masukkan ia ke dalam soal yang termasuk sulit atau beri tanda S. Untuk soal yang Anda rasa tahu dan bisa menjawabnya akan tetapi masih agak ragu apakah benar, masukkan soal tersebut dalam kelompok soal yang sedang atau Anda beri tanda SD. Sedangkan soal yang dirasa dapat Anda jawab dengan yakin benar maka masukkan ke dalam kelompok soal yang mudah atau beri tanda M. setelah semua soal diberi tanda, maka barulah isi jawaban mulai dari soal yang mudah, kemudian soal yang sedang, kemudian soal yang sulit, baru terakhir soal yang sangat sulit. Hal ini penting dilakukan karena seringkali peserta tes memulai mengerjakan tes berurut dari soal nomor 1 sampai nomor terakhir. Tentu saja peserta tes kan sangat rugi, pertama karena soal ujian atau tes biasanya memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda antara soal yang satu dengan yang lain. Apalagi, soal-soal tersebut kemudian diacak dan tersebar. Jika peserta tes mengerjakan tes mulai dari nomor 1 maka bisa jadi ia mengerjakan soal-soal dengan kategori yang sulit, bahkan sangat sulit. Hal ini jelas merugikan peserta tes. Karena peserta tes akan kehabisan waktu karena mengerjakan soal yang sulit atau sangat sulit terlebih dahulu, karena bisa jadi ia mnemukan jawabnnya akan tetapi bisa jadi tidak meneukan jawabannya. Hal ini tentunya akan mebuat peserta tes kelelahan secara mental karena ia tidak dapat menjawab soal, sehingga apabila ia mendapatkan soal yang sesungguhnya mudah karena konsentrasinya sudah mulai pecah, soal yang mudah itupun akan sulit dijawab oleh peserta tes.

    atas

    J. Penutup

         Dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika sekolah, kuliah, akan bekerja, kita selalu dihadapkan dengan seprangkat ujian atau tes yang menjadi syarat untuk mencapai sesuatu. Untuk itu, setiap otang tentunya ingin agar mereka dapat mengerjakan tes dengan baik agar dapat mencapai apa yang mereka inginkan. 
        Keberhasilan menghadapi tes atau ujian tentunya harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari sebelum tes, serta pada saat tes berlangsung. Untuk persiapan sebelum tes, meliputi persiapan mental seperti mengatur rasa khawatir yang muncul, kemudian berdoa, serta persiapan fisik seperti berolahraga, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Sedangkan persiapan ketika tes berlangsung meliputi, latihan soal, mengenali bentuk-bentuk soal, dan mempelajari teknik-teknik mengerjakan soal seperti scamming, ataupun scanning. 
        Banyak orang yang mempunyai predikat sebagai orang pandai akan tetapi gagal dalam menghadapi suatu ujian atau tes. Hal disebabkan oleh faktor persiapan yang kurang baik, mereka memandang mengerjakan tes merupakan hal yang biasa sehingga tidak terlalu penting mempersiapkan diri menghadapi tes atau ujian tersebut.
        Dengan mempersiapkan diri menghadapi tes atau ujian sesungguhnya membuat kita lebih yakin bahwa kita akan bisa mengerjakan tes atau ujian dengan baik. Keyakinan inilah kemudian yang menggerakkan energi yang ada pada kita untuk berupaya mengerjakan tes atau ujian dengan baik.

    Referensi

    De Porter, Bobbi & Mike, Hernacki (Penerjemah Alwiyah Abdurrahman). 2000. Quantum Learning (terjemahan). Bandung : Kaifa.
    Jensen, Eric & Karen, Markowitz. (Penerjemah Lala Herawati Dharma). Otak Sejuta Gigabyte. Bandung : Kaifa.
    Tolley, harry & Ken, Thomas (Penerjemah Tutun Harsono). 2001. How To Pass Numeracy Tests. Jakarta : Erlangga.
    ……..2004. Kekuatan Mantra. ……………………………
    Madden, Thomas L (Penerjemah Ivonne Suryana ). 2000. Fire Up Your Learning. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Persiapan Menghadapi Ujian

    Pendahuluan

    Menurut Bertens, dosen filsafat salah satu perguruan tinggi di Jakar, proses beajar seperti proses memasang paku. Proses menancapkan paku di balok tidak cukup sekli, tetapi perlu berulang kali mengetok hingga paku menancap dengan kokoh. Belajar juga begitu. Menurut dia, penancap paku pertama adalah guru/dosen. Selanjutnya proses mengetok hingga ilmu menancap perlu dilakukan sendiri oleh pelajar/mahasiswa. Tidak cukup sekali namun perlu berulang kali.


        


    Selain belajar giat, bagaimana caranya agar ujian nanti anda tidak gagal? 

    Sukses atau gagalnya ujian yang anda hadapi tergantung dari kesiapan fisik dan mental anda. Berikut ini diberikan tiga langkah untuk mempersiapakan fisik dan mental anda dalam menghadapi ujian, yaitu: teknik mengulang pelajaran, langkah-langkah sebelum ujian, dan teknik pada saat ujian.

    Teknik Mengulang Pelajaran
     
    1.Mereview semua bahan yang akan diujikan
     Upayakan untuk mempelajari semua materi yang akan diujikan dari awal hingga akhir. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah mengetahui dan menyimpan memori materi pelajaran dengan lebih terorganisasi. Ingat!, jangan berlama-lama mempelajari materi yang sudah Anda kuasai. Berlama-lamalah memperlajari materi yang belum Anda fahami, pelajari terus sampai akhirnya Anda bisa membuat konsep dengan bahasa Anda sendiri
     
    2.Mengingat ide utama dan hal-hal penting dalam setiap topik materi
     

    Upayakan untuk mencatat ide utama dan hal-hal penting dari setiap topik materi yang akan diujikan. Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang dan bertele-tele. Selama 10 hari sebelum ujian, sediakan waktu 15 menit setiap hari untuk membaca ulang catatan tersebut. Fahami seluruh materi ujian sehari sebelum ujian dimulai. Dengan cara ini , Anda secara phsykologis sudah siap mental, karena meskipun belum terhafalkan secara konsep, tetepi tidak ada materi yang belum Anda fahami.

     
     

    3.Memperbanyak frekwensi belajar
     

    Belajar 10 kali 1 jam lebih baik dari 1 kali 10 jam. Artinya: orang yang sama-sama menghabiskan waktu untuk belajar 10 jam, hasilnya akan lebih baik apabila dilakukan selama 10 hari dengan 1 jam setiap hari dari pada 10 jam langsung dihabiskan dalam sehari belajar. Belajar tanpa istirahat juga dilarang. Menurut neoroscience kemampuan otak berknsentrasi penuh kurang lebih 30 menit. Oleh karena itu, setelah 30 menit belajar, Anda harus berdiri, berjalan keliling ruangan, atau menari juga boleh. Kalau mau ngemil, juga boleh asal jangan terlalu banyak. Setelah itu, kembali lagi belajar.


    4.

    Memilih waktu belajar yang tepat.
     Sering kali Anda tidur dulu 1-2jam sebelum bangun dan belajar. Salah besar, kenapa? Karena apabila Anda belajar pada saat badan masih segar proses belajar akan lebih cepat. Waktu belajar yang paling bagus adalah sebelum makan malam dan beberapa jam sesudahnya. Anda tidak perlu belajar sampai larut malam. Karena tidur cukup, pada saat mengikuti ujian keesokan harinya, dijamin badan Anda jauh lebih segar dan ingatan Anda jauh lebih lancar.
     
    5.Memilih tempat belajar yang tenang.
     Kunci lainya dalam belajar adalah jangan pilih tempat belajar yang berisik dan banyak gangguan. Satu lagi yang penting matikan televisi dan radio sewaktu Anda belajar.

     
    6.Memperkirakan pertanyaan yang akan keluar.
     Pertanyaan-pertanyaan yang akan keluar dalam ujian harus Anda perkirakan. Pilih jumlah pertanyaan yang paling maksimal jangan sebaliknya.
     
    7.Berdiskusi dengan teman dalam kelompok belajar.
     Walau kedengarannya kuno, metode belajar kelompok tetap efektif. Kumpulkan 4-5 orang teman dalam satu kelompok belajar. Kemudian, bagi rata materi yang akan dikeluarkan dalam ujian kepada setiap anggota. Setiap anggota diharuskan mempelajari materi yang telah dipilih hingga faham dan mengajarkannya ke anggota kelompok belajar lainya. Setiap anggota harus benar-benar mengerti topik yang diajarkan salah seorang temanya, sebelum pindah giliran. Dengan cara ini, suasana belajar akan lebih menyenangkan.

    Langkah-langkah Sebelum Ujian

    1.Hindari tidur hinggal larut malam
     Jangan memporsir diri pada malam hari sebelum ujian berlangsung. Karena waktu yang sangat pendek tidak akan bisa memaksakan masuknya memori atas apa yang mesti Anda fahami dalam jangka waktu yang panjang. Pemaksaan diri seperti ini justru bisa menimbulakan kepanikan dan sangat mungkin membuat Anda “blank” pada saat ujian berjalan.

     
     

    2.Jangan lupa menjaga kesehatan
     Jangan sampai Anda sakit pada saat mengikuti ujian. Bila itu terjadi, semua yang sudah Anda lakukan bisa buyar. Kalaupun bisa mengikuti ujian, Anda akan tetap sulit konsentrasi penuh dalam kondisi tubuh yang kurang nyaman. Hasilnya tidak akan memuaskan. Anda tahu kan bagai mana menjaga kesehatan? Jangan biarkan perut kosong dan jangan kurang tidur.


     

    3.Siapkan peralatan yang dibutuhkan dalam ujian dengan baik
     Setiap ujian membutuhkan peralatan yang berbeda, misalkan ujian gambar berbeda dengan ujian tertulis biasa. Peralatan ujian yang bisa disiapakan adalah pensil, pulpen, kalkulator, kamus, penghapus, tip ex dan penggaris.

      
    4.Usahakan datang lebih awal sebelum ujian dilaksanakan.
     Dengan datang lebih awal (minimal 15 menit sebelum ujian dilaksanakan) Anda akan punya waktu untuk mempersiapkan mental dan fisik Anda yang akhirnya akan membantu Anda untuk lebih konsentrasi selama mengerjakan ujian.


     

    5.Hindari stress/gugup, bersikaplah tenang dan berdo’a.
     Stress dalam menghadapi ujian dapat menyebabkan sakit perut, pusing dan badan berkeringat. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi Anda pada saat menjalani ujian. Setelah semua udah dilakukan, jangan luap untuk berdoa kepada Tuahn Yang Maha Kuasa atsa upaya tyang telah Anda lakukan.

    Teknik Pada Saat Ujian

    1.Awali dengan do’a
     Sebelum mengerjakan soal ujian, biasakalah untuk berdoa. Dengan berdoa Anda akan menjadi tenang, santai dan tidak tegang, lebih percaya diri, serta siap dfalam mengerjakan setiap soal ujian. Kondisi tegang pada saat ujian akan merusak konsentrasi Anda.


     

    2.Bacalah petunjuk/perintah pengerjaan soal ujian dengan baik.
     Sebelum mulai mengerjakan soal ujian, bacalah petunjuk pengerjaan soal ujian ayng terdapt dalam naskah ujian dengan baik dan tidak terburu-buru. Pada beberapa ujian, petunjuk pengerjaan soal ujian disampakan oleh pengawas. Dengarkanlah penjelasan pengawas dengan baik dan saksama, sebab sering kali petunjuk untuk menjawab soal ujian yang satu berbeda dengan soal ujian yang lain.
     
    3.Kerjakan dahulu soal ujian yang Anda anggap mudah.
     Dengan mengerjakan terlebih dahulu soal yang Anda anggap mudah/bisa dengan cepat dikerjakan, maka Anda akan mengemat waktu dalam menawab soal ujian.
     
    4.Bacalah soal ujian dengan teliti, pahami maksudnya, baru kemudian Anda menjawab.
     Jangan pernah mengerjakan soal ujian secara terburu-buru, karena akan menyebabkan jawaban Anda tidak maksimal.bacalah soal ujian dengan teliti kemudian pahami maksud soal tersebut, setelah itu baru Anda jawab.

     
     

    5.Kerjakan sendiri sesuai dengan kemampuan Anda
     jangan pernah menyontek jawaban teman Anda, karena mungkin jawaban teman Anda salah. Oleh karena itu kerjakan soal ujian sesuai dengan keyakinan dan kemampuan Anda sendiri. Yakilah bahwa Anda lebih siap dari teman Anda.


     

    6.Ikuti teknik menjawab soal pilihan ganda.
     Langsung abaikan pilihan jawaban yang Anda tahu salah. Jika hukuman pengurangan nilai digunakan(ada nilai minus), jangan menebak suatu pilihan ketika Anda tidak tahu secara pasti. Tetapi jika tidak ada nilai minus, pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda benar walaupun tidak tahu secara pasti. Pilihan Anda yang pertama biasanya benar, jangan menggantinya kecuali Anda yakin akan koreksi yang dilakukan. 
     
    7.Ikuti teknik menjawab soal esai.
     Pikirkan dahulu sebelum Anda menulis. Buatlah kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin Anda tulis. Kemudian beri nomor ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak dituliskan lebih dahulu. Usahakan untuk menuliskan secara langsung point pertama dari jawaban sehingga jawaban Anda tidak akan melenceng kemana-mana. Usahakan dijawab sekalipun tidak tahu secara pasti, penilai akan memberi nilai penghargaan atas jawaban/usaha Anda.


     

      
    8
    Periksa kembali seluruh jawabanmu.
    Bila semua soal ujain telah selesei Anda kerjakan, jangan terburu-buru keluar ruangan. Pergunakan sisa waktu yang ada untuk memeriksa dan membaca kembali jawaban Anda sehingga bila ada kekurangan dapat segera Anda perbaiki.


     

    Akhiri dengan do’a.
    Sebagaimana Anda berdo’a untuk mulai mengerjakan soal ujian, beroalah juga setelah selesai mengerjakan soal ujian. Semoga apa yang sudah Anda kerjakan benar dan mendapat nilai yang baik
     















    9

    Penutup

    PENUTUP

    Bila tiga langkah untuk mempersiapkan fisik dan mental dalam menghadapi ujian sudah Anda lakukan, sebenarnya Anda sudah memperbesar peluang untuk bisa mencapai nilai ujian yang memuaskan.

    Ingat!
    Keberhasilan atau kesuksesan merupakan suatu yang membahagiakan. Untuk meraihnya Anda harus belajar dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu tanamkan dalam diri Anda bahwa belajar adalah suatu kewajiban, karena dengan belajar Anda dapat mengembangkan diri.

    Selamat belajar semoga sukses!